0852-2423-3315
chuexaza15@gmail.com
Majalengka, Jawa Barat, INA
blog-img
23/10/2021

Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas VII-D Di SMPN 4 Maja Melalui Metode CIRC Menggunakan A

Budi Priatna | Artikel

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis dalam bentuk best practice berjudul “MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS VII-D DI SMPN 4 MAJA MELALUI METODE CIRC MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE MEET SELAMA PANDEMI COVID 19” karya:

Nama               : Fenty Mustyka Aty

Asal Sekolah   : SMPN 4 Maja

Telah di setujui dan disahkan pada/oleh:

Hari                 : Senin

Tanggal           : 20 Juli 2020

Mengetahui,                                                              

Kepala Perpustakaan SMPN 4 Maja          Penulis,

 

Dian Sukmana,S.Pd.                                     Fenty Mustyka Aty, S.S.,M.A.P

NIP.19740625 200801 1 004                         NIP.19830810 200901 2 002

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMPN 4 Maja

 

Subandrio, S.Pd.,M.Pd

NIP. 19620724 198302 1 002

 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dunia pendidikan sekarang sedang mengalami perubahan besar dalam hal teknologi. Terutama pada masa pandemi sekarang ini. Anak-anak belajar dirumah untuk memutus rantai Covid-19. Maka guru dituntut untuk menyusun perencanaan dan melaksanakan pembelajaranan inovatif agar pembelajaran daring (on line) tetap kondusif. Dengan memanfaatkan teknologi e-learning dengan aplikasi Google meet, guru dapat membimbing peserta didik untuk tetap termotivasi sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Pendidikan menurut Hasbullah (2005: 1-4) merupakan “usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaannya. Dalam kebudayaannya yang baik dan benar dimata masyarakat dan negara”. Dalam pendididkan pasti ada proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut pasti terdapat masalah dan kesulitan. Sehingga dibutuhkan alternative untuk memecahkan masalah dan kesulitan belajar peserta didik. Salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan kegiatan best practice.

Best practice ini dilakukan karena banyak peserta didik yang malas dalam pembelajaran bahasa Inggris. Secara urnum dalam belajar bahasa Inggris peserta didik harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada masalah yang timbul dalam kegiatan berbicara khususnya dalam membaca kata dan dialog bahasa Inggris sederhana.

  1. didik terutama kelas VII-D di SMP Negeri 4 Maja biasanya cenderung malu dan tidak memahami apa yang ada dalam materi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan. Dikarenakan masa pandemi covid-19 yang mengharuskan peserta didik belajar dirumah, maka pendekatan yang dilakukan scientific approach. Kombinasi komunikasi lewat group Whatsapp dan berkomunikasi secara lisan ataupun tulisan di chat pada saat google meet. Model pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran kolaboratif. Disini fungsi guru lebih bersifat direktif atau manager belajar. didik diharapkan aktif saling memperkenalkan diri.

Guru sebagai tenaga pendidik memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa. Dipandang dari segi profesional sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Maka demikian jelas peranan guru tetap dominan sekalipun teknologi pembelajaran berkembang dengan pesat. Walaupun teknologi semakin pesat namun peran guru tidak dapat digantikan oleh teknologi. Guru akan berusaha mengembangkan potensi diri peserta didik melalui proses pembelajaran tidak hanya hasil. Berbeda dengan mesin, guru berusaha semaksimal mungkin menjadikan peserta didik sebagai objek dan juga subjek pendidikan.

Guru sebagai pendidik merupakan sumber pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang menjadi panutan akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin untuk menjadikan peserta didik menjadi penerus bangsa Indonesia yang berkarakter. Seorang guru harus memahami bahwa dalam mentransfer pengetahuan harus didasari dengan keprofesionalan. Dengan berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun diharapkan adanya perubahan posistif baik kepada guru sebagai pendidik maupun kepada peserta didik. Tentu hal ini juga harus didukung dengar sarana dan prasarana yang baik khusunya di lingkungan sekolah.

(Wardani, 2002) mengemukakan bahwa seorang pendidik harus melakukan berbagai peran dalam menjalankan suatu proses pendidikan, diantaranya:

  1. Pendidik sebagai pembimbing,
  2. Pendidik sebagai pembentuk kepribadian,
  3. Pendidik sebagai tempat perlindungan,
  4. Pendidik sebagai figur teladan.

Pembelajaran Bahasa Inggris saat ini menjadi materi yang wajib pada tingkat sekolah SMP di Indonesia. SMP Negeri 4 Maja yang terletak di Jalan Raya Paniis No. 1 Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka juga menjadikan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran inti. Penulis adalah guru Bahasa Inggris untuk kelas VII dan kelas IX yang mengajar sebanyak 24 jam per minggu. Penulis membuat best practice dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas VII-D DI SMPN 4 Maja Melalui Metode CIRC Menggunakan Aplikasi Google Meet Selama Pandemi Covid 19”.

Guru hendaknya mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran dalam penelitian ini adalah KD 3.5 dan 4.5, bab V “It’s a beautiul day?”. Dalam metode ini perlu adanya dukungan jaringan internet di dalam kegiatan pembelajaran karena akan mempermudah akses dan menyampaian informasi. Dengan menggunakan teknologi semua akan tersampaikan dengan baik dan peserta didik dapat mencari referensi ketika belajar mandiri di rumah masing-masing.

Permasalahan

Permasalahan dalam best practice (Penelitian Tindakan Kelas) ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah deskripsi model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dalam meningkatan keterampilan membaca siswa pada siswa kelas VII-D?
  2. Bagaimanakah hasil atau dampak dari pelaksanaan model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap keterampilan membaca siswa pada siswa kelas VII-D?

Strategi Pemecahan Masalah

Dari permasalahan tersebut, saya mengambil langkah untuk mengurangi kebiasaan mereka yang kurang baik melalui pendekatan pribadi. Baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Saya memiliki prinsip bahwa pendidikan merupakan proses perubahan dari yang kurang baik menjadi lebih baik.

  1. Deskirpsi pemecahan masalah yang dipilihi

Strategi pemecahan masalah rendahnya keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskrisi adalah dengan cara model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

  1. Penjelasan tahapan operasional pelaksanaannya

Tahapan oprasional dari model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition):

  1. Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan diminta untuk menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori yang sama,
  2. Guru memperlihatkan beberapa teks dari teks deskripsi dan narative agar meningkatkan stimulus peserta didik,
  3. Guru memberikan contoh teks deskripsi tentang hewan dan membacanya,
  4. Peserta didik mencari referensi teks deskripsi di buku lain atau internet kemudian mencatatnya,
  5. Guru membantu peserta didik untuk memahami bacaan yang dapat di aplikasikan secara luas,
  6. Peserta didik presentasi (membaca) di google meet menurut kategori yang telah diberikan, peserta didik lain membuat catatan penting dari pembelajaran,
  7. Guru menyiapkan pertanyaan untuk masing-masing kelompok, setiap pertanyaan akan berlanjut apabila pertanyaan sebelumnya terjawab,
  8. Peserta didik menyampaikan pemahaman mereka yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif.

 

Tujuan

Peserta didik kelas VII, khususnya VII D saat ini cukup memprihatinkan, khususnya sekarang pada saat pembelajaran daring (On Line). Prilaku dan karakter peserta didik mulai sedikit kurang terkontrol karena guru tidak bisa memantau secara langsung. Mereka lebih tertarik menggunakan handphone atau laptop mereka untuk bermain games dan sosial media. Terlebih lingkungan sekitar mereka yang rendahnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Fenomena tersebut menggugah kesadaran pendidikan untuk membentuk kepribadian dan akhlak mulia peserta didik dengan baik. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan inovatif guna memotivasi peserta didik sehingga meningkatkan keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif adalah dengan cara model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

Maka tujuan best practice ini adalah Guru dituntut untuk mengunakan model pembelajaran yang tepat dan anak diarahkan untuk berfikir kritis hingga pembelajaran mengarah kepada student center. Guru melakukan kegiatan belajar dengan langkah-langkah yang akan mempengaruhi ketekunan peserta didik selama proses belajar mengajar. Guru juga mencari tahu secara terus menerus bagaimana seharusnya anak didik belajar dengan pendekatan komunikasi langsung secara bertahap lewat telephone (atau melalui Whattsapp) maupun saat google meet. Namun masih ada satu peserta didik yang terkendala fasilitas belajar sehingga dia tertinggal. Dengan demikian, penulis menyadari bahwa beban guru tidak sebatas transfer pengetahuan, namun juga mengkomunikasikan kepada orang tua peserta didik sehingga semua peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

 

BAB II KAJIAN TEORI

Seperti yang tertulis dalam UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada PAUD, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sehingga guru sebagai tenaga pendidik adalah pribadi yang paling banyak bersosialisasi dan berinteraksi dengan siswa dibandingkan dengan personil lainnya di suatu sekolah. Kinerja guru adalah perilaku atau respons yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi tugas (Yamin&Maisah, 2010: 87), ataupun semua yang menyangkut kegiatan atau tingkah laku yang dialami guru. Kinerja guru pada dasarnya lebih terfokus pada perilaku guru di dalam pekerjaannya dan juga perihal efektifitas guru tersebut. Efektifitas guru dilihat dari sejauh mana kinerja mereka dapat memberikan pengaruh kepada muridnya.

Kinerja guru tampak dan dapat dideskripsikan melalui penampilan keseharian guru tersebut dalam melakukan aktivitas yang meliputi:

    1. kegiatan sebelum mengajar,
    2. kegiatan selama mengajar,
    3. kegiatan selama segmen pengajaran regular dan,
    4. kegiatan tentang keterlibatan guru dalam masyarakat pendidik atau lingkungannya secara lebih luas.

Selain itu dapat dideskripsikan pula melalui aspek-aspek psikologis- sosial, misalnya saja mengenai hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi keinginan guru untuk bekerja sama dengan murid dan melakukan pertunjukkan yang baik dalam pembelajaran maupun di luar aktivitas pembelajaran (Yamin dan Maisah, 2008: 88).

Berkaitan dengan keprofesionalan guru dalam kriteria penilaian kinerja guru terdapat 4 hal yang dinilai yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Tetapi dari keempat kompetensi tersebut yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran di dalam kelas adalah kompetensi pedagogik dan komptensi profesional. Adapun komponen kompetensi pedagogik meliputi:

  1. Menguasai karakteristik peserta didik,
  2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
  3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/ bidang pengembangan yang diampu,
  4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik;
  5. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
  6. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,
  7. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Sedangkan kompetensi profesional meliputi:
  1. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu dan,
  2. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan reflektif (Permendiknas no. 16 tahun 2007).

 

  1. Teks Deskripsi

Teks deskripsi adalah adalah bacaan yang menjelaskan sesuatu. Fungsi bacaan ini adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan dengan baik tentang suatu hal, bisa berupa seseorang, hewan, benda, tempat, dll. Bila Anda ingin pembaca membayangkan sesuatu, Anda bisa menggunakan bacaan deskripsi untuk menjelaskannya. Agar lebih mudah mengenali descriptive text, Anda bisa memperhatikan struktur yang biasanya ada dalam bacaan tersebut, antara lain:

        1. Identifikasi: mengidentifikasi atau mengenali sesuatu yang akan dijelaskan.
        2. Deskripsi: menjelaskan hal tersebut berdasarkan bagian-bagiannya, kualitas, atau karakteristiknya

Selain itu, perhatikan pula bahwa descriptive text kerap kali menggunakan kata be dan have, yang juga kerap digunakan dalam bentuk simple present tense. Namun, bila hal yang akan Anda jelaskan sudah tidak lagi ada, Anda bisa menggunakan past tense untuk menggambarkannya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa untuk menulis descriptive text, perhatikan:

  1. Fokus pada orang-orang yang secara spesifik terkait dalam tulisan.
  2. Gunakan simple present tense, tapi bila hal tersebut sudah tidak lagi ada maka gunakan past tense.
  3. Gunakan descriptive adjectives.
  4. Gunakan frasa nomina yang detil untuk menggambarkan subjek.
  5. Gunakan action verbs.
  6. Gunakan adverbia untuk memberi info tambahan tentang suatu perilaku.
  7. Gunakan bahasa figuratif atau perumpaan.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru akan mengambil tema hewan peliharaan dan untuk tugas kelompok tentang kebun binatang. Memiliki hewan peliharaan tentunya merupakan sebuah hal yang menyenangkan, terlebih jika hewan yang kalian pelihara sudah memiliki kedekatan dengan kalian, seperti layaknya seorang sahabat. Hal itulah yang membuat banyak orang memiliki hewan peliharaan. Maka saat peserta didik menggambarkan secara keseluruhan informasi tentang hewan peliharaannya diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Contoh dialog sederhana:

Siti : This Park is shady and the flowers are colourful. I like this park

Lina : I do, too. This is a wonderful park.

Edo : Look! There are butterflies.

Dayu : There’re pretty.

Beni : There are garbage cans, too. We can keep this park clean.

Udin : I like studying here. The weater is nice. The Park is beautiful. And, it’s a beautiful day!

Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Inggris, When English Rings the bell, SMP/Mts Kelas VII hal. 99 s.d 125

Contoh descriptive dan percakapan sederhana tentang lingkungan.

My Cat

Nunu is my pet’s name. He is a male fluffy kitten. He has greyish-brown fur all over his body and tail. He has black stripes over his front and hid leg. His eyes’ color is black and his nose is also black. He has short little tail. He has a pair of black triangular ear. Although he has claws on his feet but he isn’t harmful.

I feed Nunu regularly, three times a day. He likes most food I give to him, such as salty dried fish, raw and cooked fish and meat, or even chicken and fish bone. He only drinks freshwater as I never give milk to him.

I train Nunu to keep his cleanliness by providing him litter pan. Sometimes, I also wash him to make him clean. I usually play with him by using a piece of paper that I tied by yarn. When I pull the yarn up and down, the moving piece of paper will attract him and he will chase it. He is so amazing with his playful habit. I will look after him until he grows to be an adult cat.

Sumber: https://www.contohtext.com/2017/04/5-contoh-descriptive-text-tentang-hewan-terjemahan.html

Garden

I have a beautiful garden in my house. there are lots of decorations, plants, trees, flowers, stripes and perfect soil. In my garden, I can find many flowers such as rose, jasmine, camellia, sunflowers, water lily, etc. My garden is clean and fresh. The fence is white. Many butterflies fly around the flowers. In the evening, my father and I sit there and enjoy tea. I like my garden so much. My garden is themost beautiful garden because my mother and I always clean our garden.

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/5896639

 

Pendekatan Ilmiah (scientific approach)

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajan disini meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Dalam penulisan best practice ini penulis mencoba menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), karena pendekatan ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional. Terlebih penulis mendapatkan ilmu tersebut dalam kegiatan MGMP Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupan Malengka. Maka penulis memberanikan diri untuk menerapkannya dikelas VII-D SMPN 4 Maja pada semester genap tahun ajaran 2019-2020.

 

Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)

Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah (scientific approach)? Berikut ini tujuh (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific approach, yaitu:

  1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
  2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
  4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
  5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

b). Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)

pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh

Gambar 2.2

pendekatan ilmiah (scientific approach) dan 3 ranah yang disentuh

 

Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.

Adapun penjelasan dari diagram pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”
  • Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
  • Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
  • Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
  • Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
  • Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran ilmiah (scientific approach) meliputi:

Langkah-langkah pendekatan scientific

Gambar 2.3

Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach)

 

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih dan silih asuh. Para pendidik dianjurkan untuk membuat best practice agar dapat meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar.

  1. adanya reaksi positif dari peserta didik ini, diharapkan para pendidik akan dengan mudah menyampaikan materi pelajaran. Sehingga diharapkan peserta didik akan dapat menyerap materi yang diberikan, daya kreatifitasnya akan muncul dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan mendengar (listening), berbicara (writing), membaca (reading) dan menulis (writing), dan prestasi Reading dan Writing peserta didik. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran peserta didik dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam KBM semakin menarik. Mata pelajaran Bahasa Inggris sangat mudah sekali dikaitkan dengan IT. Karena kita sekarang sudah hidup di abad 21, maka sangat diperlukan teknologi IT sebagai ilmu pengetahuan pendukung

Namun guru juga tetap berpegang pada pedoman rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan dengan menggunakan motode CIRC dan peserta didik diarahkan untuk diskusi dan tanya jawab yang merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Siswa mengikuti hal tersebut tahap demi tahap dan dicatat secara tertulis. Evaluasi terhadap hasil dengan instrumen yang tepat menggunakan ICT. Keberhasilan dilakukan dalam bentuk refleksi, melibatkan peserta didik. Dan hasil peningkatannya belajar kelas VII-D terlihat signifikan.

Dalam penelitian ini, penulis dapat meneliti catatan berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi tentang:

- Standar kompetensi.

- Kompetensi Dasar.

- Tujuan pembelajaran.

- Pengembangan materi pembelajaran.

- Pemilihan metode pembelajaran

- Pemilihan media dan alat pembelajaran.

- Pengembangan evaluasi atau penilaian.

Setelah data diperoleh terkumpul, maka data tersebut di dengan membandingkan data–data yang telah didapat terhadap hal–hal yang berkaitan dengan penelitian guna mendapatkan informasi yang baik dan mudah dipahami, kemudian hasil dari metode–metode diatas dilakukan evaluasi atau tes. Sehingga para pendidik dapat mengetahui metode atau tehnik apa yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehinggga ketercapaian dalam nilai dapat dilampui. Frekuensi perolehan nilai mata pelajaran Bahasa Inggris dapat digambarkan.

Dalam proses belajar mengajar untuk mencapai SDM selalu ada proses keterlibatan masyarakat terutama peserta didik dan didalamnya. Keterlibatan adalah sebuah perhatian penuh dari masyarakat dan peserta didik akan mempermudah perencaan pemerintah setempat. Keterlibatan tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan adalah sebuah cara untuk menciptakan kondisi perekonomian yang kondusif.

Seperti dikemukakan oleh Colier, et al (1967:172) bahwa “belajar adalah hasil dari keterlibatan secara aktif dari emosi siswa seperti hal nya keterlibatan intelektualitas dalam proses belajar mengajar dan siswa akan belajar dengan baik dalam situasi dimana mereka ambil bagian dalam proses belajar mengajar”.

Keterlibatan menurut Squires, (1987:10) adalah “jumlah dari waktu yang diluangkan siswa untuk belajar suatu subjek tertentu. Dalam hal ini keterlibatan mempunyai dua aspek yaitu seberapa banyak waktu yang disediakan oleh guru dan seberapa besar usaha yang dialkukan siswa selama waktu yang diberikan tersebut. Dengan kata lain, keterlibatan juga diartikan sebagai perhatian total masayarakat dan partisipasi aktif mereka dalam setiap kegiatan pembangunan”.

Keterlibatan dan kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan terutama penguasaan bahasa Inggris adalah langkah awal untuk mengikuti perubahan era globalisasi dan perbedaan teknologi. Kondisi fisik wilayah Kabupaten Majalengka dan perbedaan sumber daya manusia yang ada dilingkungan dapat dapat diangkat dengan menonjolkan pola kegiatan atau ciri khas sendiri yang dioperasionalkan meenggunakan bahasa Inggris. Hal ini berarti bahwa masyarakat belajar dengan memanipulasi pengalaman apa yang mereka dapatkan di pendidikan formal maupun non-formal dan ambil bagian dalam setiap kegiatan dalam proses pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi Kabupateen Majalengka menuju “Majalengka Makmur”. Makmur disini tertu sesuai visi Majalengka secara harpiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.

 

  1. Model pembelajaran kolaboratif

Tujuan pendidikan nasional pada era reformasi ini yaitu untuk membangun manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab (UU No 20/2003 tentang Sisdiknas). Tujuan pembelajaran tersebut dapat diraih apabila semua aspek dari yang terkecil hingga terpenting dilaksanakan dengan baik dan diterapkan dari mulai pendidikan dasar sampai ke jenjang tingkat SMA/SMK sederajat. Pengembangan dan implementasi kurikulum di setiap tingkat satuan tersebut harus dilaksanakan secara konsisten.

Guru diharapkan mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dan melakukan pendekan pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik tergantung dari materi dan tujuan pembelajaran. Dalam best practice ini penulis menerapkan metode pembelajaran kolaboratif untuk mencapai hasil yang baik dan kondusif. Karena motode pembelajaran kolaboratif dinilai sangat sesuai dengan materi dan situasi yang sedang dihadapi penulis saat ini terutama untuk kelas VII-D SMP Negeri 4 Maja.

Macam-macam pembelajaran kolaboratif adalah:

  1. JP: Jigsaw Procedure

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok di beri tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.

  1. STAD: Students Team Achievement Divisions

Peserta didik dalam suatu kelas dibagi mejadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik.

CI: Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalah pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan diantara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

TAI: Team Accelerated Instruction

Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dahulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah di selesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, dia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok.

CLS: Cooperative Learning Structures

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.

LT: Learning Together

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuanya. Tiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.

TGT: Teams-Games-Tournament

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompok nya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.

GI: Group Investigation

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakan berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kinerja kelompok.

AC: Academic-Constructive Controversy

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antar pribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.

CIRC: Cooperative Integrated Reading and Composition

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI (Team Accelerated Instruction). Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.

 

Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition):

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI (Team Accelerated Instruction). Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.

Penggunaan internet pada metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini sangat bermanfaat. Peserta didik dapat mencari referensi dan sumber belajar secara mandiri dengan sangat luas. Informasi yang di dapatkan juga akan beraneka ragam dan mudah diaksesn. Sehingga dengan pemanfaatan yang baik dan dibimbing guru, maka peserta didik dapat belajar keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif.

Dengan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini peserta didik diharapkan dapat meningkat membaca dan menulis dalam teks deskriptif. Tidak mustahil kosa kata dalam proses pembalajaran berlangsung dapat bertambah. Penulis juga berharap sikap peserta didik dapat terkontrol walaupun belajar daring. Karena sikap yang baik selama proses pembelajaran berlangsung akan membantu struktur kerja sama yang baik dalam kelompok belajar. Walaupun hanya 2 atau 3 orang tetapi keberhasilan satu orang akan berpengaruh dan pastinya melibatkan anggota kelompok yang lainnya. Umpan balik peserta didik dalam membaca untuk anggota kelompoknya juga secara tidak langsung melatih mereka untuk merespon kegiatan membaca ini.

 

Kerangka berfikir

Kerangka berfikir dalam best practice berjudul “Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas VII-D DI SMPN 4 Maja Melalui Metode CIRC Menggunakan Aplikasi Google Meet Selama Pandemi Covid 19” ini adalah sebagai berikut:

        1. Penggunaan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dalam belajar keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif sebagai motode yang tepat dan sesuai karena siswa dapat memahami teks deskripsi dengan mudah.
        2. Penggunaan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
        3. Penggunaan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) adalah metode pembelajaran yang melatih kemampuan peserta didik baik secara individu maupun kelompok dan memunculkan sikap percaya diri, mandiri, teloransi dan mampu menghargai pendapat orang lain terutama dalam kelompoknya.
        4. Penggunaan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) sangat sesuai saat dipadukan dengan pengunaan internet dan aplikasi google meet.

 

Hipotesis tindakan

Jika pembelajaran kolaboratif penggunaan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini diterapkan dalam belajar keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan baik.

 

BAB III PEMBAHASAN

Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Ada beberapa alasan pemilihan strategi pemecahan masalah menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif, diantaranya:

              1. Kondisi belajar peserta didik kelas VII-D di SMPN 4 Maja:
  1. Dalam proses pembelajaran sering terpotret siswa begitu pasif, bingung dan terkesan jenuh bahkan cenderung tidak percaya diri.
  2. Ketika pembelajaran peserta didik sulit sekali diminta untuk membaca teks atau dialog,
              1. Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition):
  1. Model pembelajaran ini berbeda dengan metode ceramah,
  2. Model pembelajaran ini secara signifikan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi student center,
  3. Model pembelajaran ini berdampak pada peningkatan kemampuan keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif,

 

              1. Google Meet:
  1. Dikarenakan pembelajaran dilakukan secara daring karena pandemic Covid-19 maka penulis menggunakan google meet.
  2. Dengan menggunakan google meet, peserta didik mempunyai kelas yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun waktunya yang sudah disepakati sesuai jadwal.
  3. Dengan menggunakan google meet, peserta didik dapat berkomunikasi aktif baik dengan guru dan teman-temannya,
  4. Dengan menggunakan google meet, peserta didik dapat mempersentasikan hasil pekerjaannya,
  5. Dengan menggunakan google meet, guru dapat berkomunikasi secara lisan dan mengintegrasika IT dalam proses pembelajaran,
  6. Dengan menggunakan google meet, guru dapat memberikan data, materi dan menilai peserta didik.

 

Implementasi Strategi Pemecahan Masalah

Implementasi strategi pemecahan masalah menggunakan masalah menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif, diantaranya:

  1. Tahap mengamati,
  1. Guru menstimulus peserta didik dengan memperlihatkan gambar hewan,
  2. Peserta didik diberikan pertanyaan sederhana terkait materi.
  1. Tahap menanya:
  1. Guru menampilkan sebuah video,
  2. Peserta didik diminta untuk menganalisis video tersebut terkait tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat binatang sesuai dengan konteks penggunaannya,
  3. Peserta didik diarahkan untuk bertanya kepada guru dan berfikir kritis.
  1. Tahap mengumpulkan informasi:
  1. Peserta didik diberitahu bahwa guru akan menggunakan model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition),
  2. Guru menjelaskan aturannya bahwa proses pembelajaran diberikan nilai sikap, setiap persentasi akan di record untuk diberikan nilai kelompok dan individu. Dialog tertulis yang dipesertasikan diberikan penilaian kelompok dan membaca perorangan adalah nilai speaking untuk penilaian individu,
  3. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4/5 orang,
  4. Peserta didik diberi LKPD.
  1. Tahap mengasosiasi:
  1. Peserta didik diarahkan untuk menjawab LKPD baik pengetahuan maupun keterampilan lewat Google form,
  2. Peserta didik berkelompok membuat dialog teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait binatang,
  3. Setiap kelompok membagi dialognya untuk dibaca dan di hafalkan oleh setiap individunya,
  4. Semua peserta didik di pantau keaktifannya dalam berkelompok,
  1. Tahap mengkomunikasi:
  1. Peserta didik mempersentasikan dialog teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait binatang,
  2. Kelompok lain mengamati dan menanggapi persentasi temannya,
  3. Peserta didik dan guru membuat kesimpulan.

 

Hasil yang di capai

Hasil yang dicapai dari penerapan model ini adalah sebagai berikut:

  1. Suasana proses pembelajaran menjadi lebih hidup, peserta didik lebih aktif dan percaya diri.
  2. Dengan sekenario pembelajaran yang menarik dan menggunakan IT yang melibatkan semua peserta didik dapat meningkatkan keterampilan membaca peserta didik meningkat. 3. Peserta didik bisa bersaing untuk menjawab pertanyaan secepat-cepatnya dengan
  3. Jumlah jawaban benar sebanyak-banyaknya tanpa merasa tertekan.
  4. Penilaian kelompok dan individu dilakukan secara benar sehingga peserta didik merasa adil,
  5. Peserta didik diarahkan untuk menganalisis dan berfikir kritis saat menanya dan mengasosiasi,
  6. Setiap peserta didik dapat menjadi tutor bagi temannya dan saling menanggapi persentasi satu sama lain,
  7. Model CIRC sudah pasti sesuai tuntutan kurikulum 2013 tentang student center karena peserta didik dituntut aktif berdiskusi kelompok dan mencipta/membuat dialog kemuadian mempersentasikannya, sehingga keterampilan mereka terasah.

 

Kendala-Kendala Yang dihadapi

Beberapa kendala yang dihadapi dalam menerapkan model pembelajaran ini adalah:

  1. Mengatur dan mengendalikan pembelajaran daring yang memerlukan kesabaran lebih saat peserta didik mengaktifkan speaker semua sehingga tidak jelas siapa yang menjawab duluan (belum menjadi participant yang baik),
  2. Perlu aturan jelas dari guru saat apersepsi tentang belajar daring menggunakan google meet,
  3. Peserta didik masih kesulitan saat membagikan layar (share screen) mereka saat persentasi,
  4. Jaringan yang terkadang jelek.
  5. Beberapa peserta didik belum semua mempunyai perlengkapan audio yang baik sehingga mereka kesulitan mendengar atau saat berbicara kurang terdengar jelas.

 

Faktor Pendukung

Faktor-faktor yang mendukung terhadap terlaksananya pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini adalah:

  1. Minat dan komitmen siswa tinggi apabila menggunakan internet,
  2. Guru memiliki alat audio visual sendiri,
  3. Komitmen Kepala Sekolah yang tinggi terhadap program guru.

 

Alternatif Pengembangan

Best practice ini dilakukan di SMPN 4 MAja yang terletak di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Letak dan suasana SMPN 4 Maja cukup strategis yang cukup kondusif untuk melakukan proses belajar mengajar. Dari segi fisik, bangunan SMPN 4 Maja ini cukup baik. SMPN 4 Maja ini terdiri dari 23 ruangan, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan, 1 ruang OSIS, 1 mushola, 1 ruang UKS, 1 gudang, 1 dapur, 3 WC guru, 1 WC KepSek dan 10 WC peserta didik (perempuan dan laki-laki terpisah). Mengenai sarana dan prasarana yang dapat medukung mata pelajaran bahasa Inggris yang tersedia di SMPN 4 Maja ini tergolong lengkap. Ini adalah gambaran singkat tentang kondisi SMP Negeri 4 Maja.

Keadaan siswa SMP Negeri 4 Maja tahun pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:

No

Kelas

Tingkat

Jumlah peserta

Total

Wali Kelas

L

P

1.

7A

7

12

15

27

Arum Rumsih

2.

7B

7

10

16

26

Dedeh Saidah

3.

7C

7

11

15

26

Endang Suhendar

4.

7D

7

11

15

26

Irah Kastirah

Jumlah

44

61

105

 

5.

8A

8

14

16

30

Neni Siti K.

6.

8B

8

16

13

29

Nani Suryani

7.

8C

8

14

16

30

Nanang Supriatna

8.

8D

8

12

18

30

Rusnadi

Jumlah

56

63

119

 

9.

9A

9

12

13

25

Enok Yanti

10.

9B

9

12

14

26

Lilah Amaliah

11.

9C

9

12

14

26

Fenty Mustyka Aty

12.

9D

9

12

14

26

Rena Rahayu

Jumlah

48

56

103

 

Total

148

179

327

 

Tabel 3.1

Sumber: Data Peserta Didik di SMPN4 Maja Tahun ajaran 2019/2020

 

Dalam proses pembelajaran guru bertanya kepada peserta didik dengan pertanyaan-pertanyaan mudah, seperti “apa cita-cita kamu?”, “Keterampilan apa yang ingin kamu pelajari?”, “Di kota mana kamu ingin tinggal?” dan lain-lain. Penulis berusaha mengaitkan hal sederhana tersebut dengan kemampuan berbahasa Inggris. Namun sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, penulis sering menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini menjadi menyebab utama rendahnya minat belajar peserta didik.

Semua metode mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Hanya saja untuk pembelajaran teks deskripsi metode ini bukan solusi yang terbaik karena metode ceramah adalah penuturan secara lisan yang dilakukan oleh guru dan peranan peserta didik hanya mendengarkan secara teliti. Tentu hal ini dianggap tidak meningkatkan minat belajar. Terlebih Kurikulum 2013 menekankan bahwa peserta didik dapat lebih kreatif, inovatif, cepat tanggap dan juga melatih keberanian seorang siswa. Dibawah ini merupakan gambaran penulis ketika menjadi seorang guru Bahasa Inggris dengan menggunakan metode ceramah untuk pembelajaran teks deskripsi.

Tindak lanjut dari pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini antara lain dengan cara berkelompok, memanfaarkan jaringan internet dan menggunakan aplikasi. Dalam pembelajaran penulis menggunakan juga mengarahkan peserta didik untuk menggunakan microsoft office word dan power point. Peserta didik juga dibimbing atau mencari referensi contoh teks atau teks bergambar di google agar peserta didik memahami makna yang terkandung dalam teks tersebut. Kebanyakan software dan hardware mempunyai petunjuk berbahasa Inggris. Sehingga peserta didik secara tidak langsung belajar bahasa Inggris dalam keseharian mereka.

20160314_092616.jpg

Gambar 3.1

Kegiatan pembelajaran dikelas penulis dengan metode ceramah dikelas VII-D saat tatap muka terbatas.

Gambar 3.4

Materi teks deskripsi menggunakan power point saat Google meet

Gambar 3.5

Hasil kelompok 2, teks deskripsi menggunakan power point

Gambar 3.6

Hasil kelompok 3, teks deskripsi menggunakan power p

 

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan

Setelah memperhatikan segala permasalahan yang terjadi serta kajian pustaka serta pembahasan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa:

  1. Model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat dijadikan rujukan bagi para pendidik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII dalam meningkatan keterampilan membaca teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya.
  2. Model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat dijadikan rujukan bagi para pendidik dalam menambah variasi model pembelajaran daring.

Rekomendasi

Adapun saran yang bisa disampaikan adalah:

  1. Dalam Upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19, maka disarankan agar metode pembelajaran yang digunakan masa darurat covid-19, sebaiknya menggunakan metode daring,
  2. Bagi guru agar mempersiapan alat-alat yang mendukung pembelajaran daring,
  3. Bagi sekolah agar merelokasikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk mendukung pengadaan sarana prasarana sekolah untuk kelancaran pembelajaran daring.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, Beni S. 2009. Teknik-Teknik Penilaian Kelas. Bogor: CV Regina.

Ambarjaya, Beni S. 2009. Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bogor: CV Regina.

Endah, Takari R. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Genesindo.

  1. Margaretha M, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: CV Regina.

Priyana, Joko dkk. 2008. Scaffolding English for Junior High School Students Grade IX.Jakarta : Pusat .

Susilohadi, Gunarso dkk. 2008. Bahasa Inggris SMP Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas Nasional.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru danTenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta :BumiAksara.

Wardiman, Artono dkk. 2008. English in Focus for Grade IX Junior High School. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas Nasional.

Yamin, Martinis dan Maisah.2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Inggris, When English Rings the bell, SMP/Mts Kelas VII hal. 99 s.d 125

 

http://www.asikbelajar.com/2013/08/metode-demonstrasi.html

http://contohskripsi-best practice-tesis-makalah.blogspot.com/2013/03/best practice-smp-13-peningkatan-kemampuan.html

http://www.kajianpustaka.com/2013/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar.html

http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=07140054

http://www.wikihow.com/Cook-Rice-in-a-Rice-Cooker. (2013)

http://sdnsatusindangjaya.blogspot.com/2013/05/lembar-pengesahan-best practice.html

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pendekatan-scientific-dalam-implementasi-kurikulum-2013.html

LAMPIRAN

KUESIONER

Nama:

Kelas:

Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapatmu. Isian ini tidak ada sangkut pautnya dengan nilai Bahasa Indonesia kalian. Mohon diisi dengan jujur!

Apakah kamu menyukai materi yang teks deskripsi?

Apakah kamu mendapatkan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran?

Apakah guru memberi arahan sehingga kamu mengerti akan materi yang disampaikan?

Apa

Bagikan Ke: