LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis dalam bentuk best practice berjudul “MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS VII-D DI SMPN 4 MAJA MELALUI METODE CIRC MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE MEET SELAMA PANDEMI COVID 19” karya:
Nama : Fenty Mustyka Aty
Asal Sekolah : SMPN 4 Maja
Telah di setujui dan disahkan pada/oleh:
Hari : Senin
Tanggal : 20 Juli 2020
Mengetahui,
Kepala Perpustakaan SMPN 4 Maja Penulis,
Dian Sukmana,S.Pd. Fenty Mustyka Aty, S.S.,M.A.P
NIP.19740625 200801 1 004 NIP.19830810 200901 2 002
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 4 Maja
Subandrio, S.Pd.,M.Pd
NIP. 19620724 198302 1 002
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia pendidikan sekarang sedang mengalami perubahan besar dalam hal teknologi. Terutama pada masa pandemi sekarang ini. Anak-anak belajar dirumah untuk memutus rantai Covid-19. Maka guru dituntut untuk menyusun perencanaan dan melaksanakan pembelajaranan inovatif agar pembelajaran daring (on line) tetap kondusif. Dengan memanfaatkan teknologi e-learning dengan aplikasi Google meet, guru dapat membimbing peserta didik untuk tetap termotivasi sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Pendidikan menurut Hasbullah (2005: 1-4) merupakan “usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaannya. Dalam kebudayaannya yang baik dan benar dimata masyarakat dan negara”. Dalam pendididkan pasti ada proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut pasti terdapat masalah dan kesulitan. Sehingga dibutuhkan alternative untuk memecahkan masalah dan kesulitan belajar peserta didik. Salah satu alternatifnya adalah dengan melakukan kegiatan best practice.
Best practice ini dilakukan karena banyak peserta didik yang malas dalam pembelajaran bahasa Inggris. Secara urnum dalam belajar bahasa Inggris peserta didik harus menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada masalah yang timbul dalam kegiatan berbicara khususnya dalam membaca kata dan dialog bahasa Inggris sederhana.
Guru sebagai tenaga pendidik memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa. Dipandang dari segi profesional sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Maka demikian jelas peranan guru tetap dominan sekalipun teknologi pembelajaran berkembang dengan pesat. Walaupun teknologi semakin pesat namun peran guru tidak dapat digantikan oleh teknologi. Guru akan berusaha mengembangkan potensi diri peserta didik melalui proses pembelajaran tidak hanya hasil. Berbeda dengan mesin, guru berusaha semaksimal mungkin menjadikan peserta didik sebagai objek dan juga subjek pendidikan.
Guru sebagai pendidik merupakan sumber pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang menjadi panutan akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin untuk menjadikan peserta didik menjadi penerus bangsa Indonesia yang berkarakter. Seorang guru harus memahami bahwa dalam mentransfer pengetahuan harus didasari dengan keprofesionalan. Dengan berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun diharapkan adanya perubahan posistif baik kepada guru sebagai pendidik maupun kepada peserta didik. Tentu hal ini juga harus didukung dengar sarana dan prasarana yang baik khusunya di lingkungan sekolah.
(Wardani, 2002) mengemukakan bahwa seorang pendidik harus melakukan berbagai peran dalam menjalankan suatu proses pendidikan, diantaranya:
Pembelajaran Bahasa Inggris saat ini menjadi materi yang wajib pada tingkat sekolah SMP di Indonesia. SMP Negeri 4 Maja yang terletak di Jalan Raya Paniis No. 1 Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka juga menjadikan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran inti. Penulis adalah guru Bahasa Inggris untuk kelas VII dan kelas IX yang mengajar sebanyak 24 jam per minggu. Penulis membuat best practice dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas VII-D DI SMPN 4 Maja Melalui Metode CIRC Menggunakan Aplikasi Google Meet Selama Pandemi Covid 19”.
Guru hendaknya mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran dalam penelitian ini adalah KD 3.5 dan 4.5, bab V “It’s a beautiul day?”. Dalam metode ini perlu adanya dukungan jaringan internet di dalam kegiatan pembelajaran karena akan mempermudah akses dan menyampaian informasi. Dengan menggunakan teknologi semua akan tersampaikan dengan baik dan peserta didik dapat mencari referensi ketika belajar mandiri di rumah masing-masing.
Permasalahan
Permasalahan dalam best practice (Penelitian Tindakan Kelas) ini dirumuskan sebagai berikut:
Strategi Pemecahan Masalah
Dari permasalahan tersebut, saya mengambil langkah untuk mengurangi kebiasaan mereka yang kurang baik melalui pendekatan pribadi. Baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Saya memiliki prinsip bahwa pendidikan merupakan proses perubahan dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Strategi pemecahan masalah rendahnya keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskrisi adalah dengan cara model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).
Tahapan oprasional dari model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition):
Tujuan
Peserta didik kelas VII, khususnya VII D saat ini cukup memprihatinkan, khususnya sekarang pada saat pembelajaran daring (On Line). Prilaku dan karakter peserta didik mulai sedikit kurang terkontrol karena guru tidak bisa memantau secara langsung. Mereka lebih tertarik menggunakan handphone atau laptop mereka untuk bermain games dan sosial media. Terlebih lingkungan sekitar mereka yang rendahnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Fenomena tersebut menggugah kesadaran pendidikan untuk membentuk kepribadian dan akhlak mulia peserta didik dengan baik. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan inovatif guna memotivasi peserta didik sehingga meningkatkan keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif adalah dengan cara model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).
Maka tujuan best practice ini adalah Guru dituntut untuk mengunakan model pembelajaran yang tepat dan anak diarahkan untuk berfikir kritis hingga pembelajaran mengarah kepada student center. Guru melakukan kegiatan belajar dengan langkah-langkah yang akan mempengaruhi ketekunan peserta didik selama proses belajar mengajar. Guru juga mencari tahu secara terus menerus bagaimana seharusnya anak didik belajar dengan pendekatan komunikasi langsung secara bertahap lewat telephone (atau melalui Whattsapp) maupun saat google meet. Namun masih ada satu peserta didik yang terkendala fasilitas belajar sehingga dia tertinggal. Dengan demikian, penulis menyadari bahwa beban guru tidak sebatas transfer pengetahuan, namun juga mengkomunikasikan kepada orang tua peserta didik sehingga semua peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
BAB II KAJIAN TEORI
Seperti yang tertulis dalam UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, bahwa “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada PAUD, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sehingga guru sebagai tenaga pendidik adalah pribadi yang paling banyak bersosialisasi dan berinteraksi dengan siswa dibandingkan dengan personil lainnya di suatu sekolah. Kinerja guru adalah perilaku atau respons yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi tugas (Yamin&Maisah, 2010: 87), ataupun semua yang menyangkut kegiatan atau tingkah laku yang dialami guru. Kinerja guru pada dasarnya lebih terfokus pada perilaku guru di dalam pekerjaannya dan juga perihal efektifitas guru tersebut. Efektifitas guru dilihat dari sejauh mana kinerja mereka dapat memberikan pengaruh kepada muridnya.
Kinerja guru tampak dan dapat dideskripsikan melalui penampilan keseharian guru tersebut dalam melakukan aktivitas yang meliputi:
Selain itu dapat dideskripsikan pula melalui aspek-aspek psikologis- sosial, misalnya saja mengenai hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi keinginan guru untuk bekerja sama dengan murid dan melakukan pertunjukkan yang baik dalam pembelajaran maupun di luar aktivitas pembelajaran (Yamin dan Maisah, 2008: 88).
Berkaitan dengan keprofesionalan guru dalam kriteria penilaian kinerja guru terdapat 4 hal yang dinilai yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Tetapi dari keempat kompetensi tersebut yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran di dalam kelas adalah kompetensi pedagogik dan komptensi profesional. Adapun komponen kompetensi pedagogik meliputi:
Teks deskripsi adalah adalah bacaan yang menjelaskan sesuatu. Fungsi bacaan ini adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan dengan baik tentang suatu hal, bisa berupa seseorang, hewan, benda, tempat, dll. Bila Anda ingin pembaca membayangkan sesuatu, Anda bisa menggunakan bacaan deskripsi untuk menjelaskannya. Agar lebih mudah mengenali descriptive text, Anda bisa memperhatikan struktur yang biasanya ada dalam bacaan tersebut, antara lain:
Selain itu, perhatikan pula bahwa descriptive text kerap kali menggunakan kata be dan have, yang juga kerap digunakan dalam bentuk simple present tense. Namun, bila hal yang akan Anda jelaskan sudah tidak lagi ada, Anda bisa menggunakan past tense untuk menggambarkannya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa untuk menulis descriptive text, perhatikan:
Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru akan mengambil tema hewan peliharaan dan untuk tugas kelompok tentang kebun binatang. Memiliki hewan peliharaan tentunya merupakan sebuah hal yang menyenangkan, terlebih jika hewan yang kalian pelihara sudah memiliki kedekatan dengan kalian, seperti layaknya seorang sahabat. Hal itulah yang membuat banyak orang memiliki hewan peliharaan. Maka saat peserta didik menggambarkan secara keseluruhan informasi tentang hewan peliharaannya diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Contoh dialog sederhana:
Siti : This Park is shady and the flowers are colourful. I like this park
Lina : I do, too. This is a wonderful park.
Edo : Look! There are butterflies.
Dayu : There’re pretty.
Beni : There are garbage cans, too. We can keep this park clean.
Udin : I like studying here. The weater is nice. The Park is beautiful. And, it’s a beautiful day!
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Inggris, When English Rings the bell, SMP/Mts Kelas VII hal. 99 s.d 125
Contoh descriptive dan percakapan sederhana tentang lingkungan.
My Cat
Nunu is my pet’s name. He is a male fluffy kitten. He has greyish-brown fur all over his body and tail. He has black stripes over his front and hid leg. His eyes’ color is black and his nose is also black. He has short little tail. He has a pair of black triangular ear. Although he has claws on his feet but he isn’t harmful.
I feed Nunu regularly, three times a day. He likes most food I give to him, such as salty dried fish, raw and cooked fish and meat, or even chicken and fish bone. He only drinks freshwater as I never give milk to him.
I train Nunu to keep his cleanliness by providing him litter pan. Sometimes, I also wash him to make him clean. I usually play with him by using a piece of paper that I tied by yarn. When I pull the yarn up and down, the moving piece of paper will attract him and he will chase it. He is so amazing with his playful habit. I will look after him until he grows to be an adult cat.
Sumber: https://www.contohtext.com/2017/04/5-contoh-descriptive-text-tentang-hewan-terjemahan.html
Garden
I have a beautiful garden in my house. there are lots of decorations, plants, trees, flowers, stripes and perfect soil. In my garden, I can find many flowers such as rose, jasmine, camellia, sunflowers, water lily, etc. My garden is clean and fresh. The fence is white. Many butterflies fly around the flowers. In the evening, my father and I sit there and enjoy tea. I like my garden so much. My garden is themost beautiful garden because my mother and I always clean our garden.
Sumber: https://brainly.co.id/tugas/5896639
Pendekatan Ilmiah (scientific approach)
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajan disini meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Dalam penulisan best practice ini penulis mencoba menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), karena pendekatan ini lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional. Terlebih penulis mendapatkan ilmu tersebut dalam kegiatan MGMP Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupan Malengka. Maka penulis memberanikan diri untuk menerapkannya dikelas VII-D SMPN 4 Maja pada semester genap tahun ajaran 2019-2020.
Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)
Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah (scientific approach)? Berikut ini tujuh (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific approach, yaitu:
b). Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach)
Gambar 2.2 pendekatan ilmiah (scientific approach) dan 3 ranah yang disentuh |
Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan ilmiah (scientific approach) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Langkah-langkah pembelajaran ilmiah (scientific approach) meliputi:
Gambar 2.3 Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) |
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih dan silih asuh. Para pendidik dianjurkan untuk membuat best practice agar dapat meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar.
Namun guru juga tetap berpegang pada pedoman rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan dengan menggunakan motode CIRC dan peserta didik diarahkan untuk diskusi dan tanya jawab yang merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Siswa mengikuti hal tersebut tahap demi tahap dan dicatat secara tertulis. Evaluasi terhadap hasil dengan instrumen yang tepat menggunakan ICT. Keberhasilan dilakukan dalam bentuk refleksi, melibatkan peserta didik. Dan hasil peningkatannya belajar kelas VII-D terlihat signifikan.
Dalam penelitian ini, penulis dapat meneliti catatan berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi tentang:
- Standar kompetensi.
- Kompetensi Dasar.
- Tujuan pembelajaran.
- Pengembangan materi pembelajaran.
- Pemilihan metode pembelajaran
- Pemilihan media dan alat pembelajaran.
- Pengembangan evaluasi atau penilaian.
Setelah data diperoleh terkumpul, maka data tersebut di dengan membandingkan data–data yang telah didapat terhadap hal–hal yang berkaitan dengan penelitian guna mendapatkan informasi yang baik dan mudah dipahami, kemudian hasil dari metode–metode diatas dilakukan evaluasi atau tes. Sehingga para pendidik dapat mengetahui metode atau tehnik apa yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehinggga ketercapaian dalam nilai dapat dilampui. Frekuensi perolehan nilai mata pelajaran Bahasa Inggris dapat digambarkan.
Dalam proses belajar mengajar untuk mencapai SDM selalu ada proses keterlibatan masyarakat terutama peserta didik dan didalamnya. Keterlibatan adalah sebuah perhatian penuh dari masyarakat dan peserta didik akan mempermudah perencaan pemerintah setempat. Keterlibatan tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan adalah sebuah cara untuk menciptakan kondisi perekonomian yang kondusif.
Seperti dikemukakan oleh Colier, et al (1967:172) bahwa “belajar adalah hasil dari keterlibatan secara aktif dari emosi siswa seperti hal nya keterlibatan intelektualitas dalam proses belajar mengajar dan siswa akan belajar dengan baik dalam situasi dimana mereka ambil bagian dalam proses belajar mengajar”.
Keterlibatan menurut Squires, (1987:10) adalah “jumlah dari waktu yang diluangkan siswa untuk belajar suatu subjek tertentu. Dalam hal ini keterlibatan mempunyai dua aspek yaitu seberapa banyak waktu yang disediakan oleh guru dan seberapa besar usaha yang dialkukan siswa selama waktu yang diberikan tersebut. Dengan kata lain, keterlibatan juga diartikan sebagai perhatian total masayarakat dan partisipasi aktif mereka dalam setiap kegiatan pembangunan”.
Keterlibatan dan kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan terutama penguasaan bahasa Inggris adalah langkah awal untuk mengikuti perubahan era globalisasi dan perbedaan teknologi. Kondisi fisik wilayah Kabupaten Majalengka dan perbedaan sumber daya manusia yang ada dilingkungan dapat dapat diangkat dengan menonjolkan pola kegiatan atau ciri khas sendiri yang dioperasionalkan meenggunakan bahasa Inggris. Hal ini berarti bahwa masyarakat belajar dengan memanipulasi pengalaman apa yang mereka dapatkan di pendidikan formal maupun non-formal dan ambil bagian dalam setiap kegiatan dalam proses pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi Kabupateen Majalengka menuju “Majalengka Makmur”. Makmur disini tertu sesuai visi Majalengka secara harpiah bermakna sejahtera, berkecukupan secara material dan agamis secara spriritual atau tatanan kehidupan yang rakyatnya mendapatkan kebahagian jasmani dan rohani sehubungan telah terpenuhi kebutuhannya.
Tujuan pendidikan nasional pada era reformasi ini yaitu untuk membangun manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab (UU No 20/2003 tentang Sisdiknas). Tujuan pembelajaran tersebut dapat diraih apabila semua aspek dari yang terkecil hingga terpenting dilaksanakan dengan baik dan diterapkan dari mulai pendidikan dasar sampai ke jenjang tingkat SMA/SMK sederajat. Pengembangan dan implementasi kurikulum di setiap tingkat satuan tersebut harus dilaksanakan secara konsisten.
Guru diharapkan mengaplikasikan ilmu pengetahuannya dan melakukan pendekan pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik tergantung dari materi dan tujuan pembelajaran. Dalam best practice ini penulis menerapkan metode pembelajaran kolaboratif untuk mencapai hasil yang baik dan kondusif. Karena motode pembelajaran kolaboratif dinilai sangat sesuai dengan materi dan situasi yang sedang dihadapi penulis saat ini terutama untuk kelas VII-D SMP Negeri 4 Maja.
Macam-macam pembelajaran kolaboratif adalah:
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok di beri tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi mejadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik.
CI: Complex Instruction
Titik tekan metode ini adalah pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didik sebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan diantara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
TAI: Team Accelerated Instruction
Metode ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dahulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah di selesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, dia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS: Cooperative Learning Structures
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.
LT: Learning Together
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuanya. Tiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.
TGT: Teams-Games-Tournament
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompok nya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
GI: Group Investigation
Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakan berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kinerja kelompok.
AC: Academic-Constructive Controversy
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antar pribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.
CIRC: Cooperative Integrated Reading and Composition
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI (Team Accelerated Instruction). Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.
Metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition):
Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI (Team Accelerated Instruction). Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.
Penggunaan internet pada metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini sangat bermanfaat. Peserta didik dapat mencari referensi dan sumber belajar secara mandiri dengan sangat luas. Informasi yang di dapatkan juga akan beraneka ragam dan mudah diaksesn. Sehingga dengan pemanfaatan yang baik dan dibimbing guru, maka peserta didik dapat belajar keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif.
Dengan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini peserta didik diharapkan dapat meningkat membaca dan menulis dalam teks deskriptif. Tidak mustahil kosa kata dalam proses pembalajaran berlangsung dapat bertambah. Penulis juga berharap sikap peserta didik dapat terkontrol walaupun belajar daring. Karena sikap yang baik selama proses pembelajaran berlangsung akan membantu struktur kerja sama yang baik dalam kelompok belajar. Walaupun hanya 2 atau 3 orang tetapi keberhasilan satu orang akan berpengaruh dan pastinya melibatkan anggota kelompok yang lainnya. Umpan balik peserta didik dalam membaca untuk anggota kelompoknya juga secara tidak langsung melatih mereka untuk merespon kegiatan membaca ini.
Kerangka berfikir
Kerangka berfikir dalam best practice berjudul “Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas VII-D DI SMPN 4 Maja Melalui Metode CIRC Menggunakan Aplikasi Google Meet Selama Pandemi Covid 19” ini adalah sebagai berikut:
Hipotesis tindakan
Jika pembelajaran kolaboratif penggunaan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini diterapkan dalam belajar keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan baik.
BAB III PEMBAHASAN
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Ada beberapa alasan pemilihan strategi pemecahan masalah menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif, diantaranya:
Implementasi Strategi Pemecahan Masalah
Implementasi strategi pemecahan masalah menggunakan masalah menggunakan model pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca dalam teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait sifat orang, binatang, benda sesuai dengan konteks penggunaannya dalam teks deskriptif, diantaranya:
Hasil yang di capai
Hasil yang dicapai dari penerapan model ini adalah sebagai berikut:
Kendala-Kendala Yang dihadapi
Beberapa kendala yang dihadapi dalam menerapkan model pembelajaran ini adalah:
Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung terhadap terlaksananya pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini adalah:
Alternatif Pengembangan
Best practice ini dilakukan di SMPN 4 MAja yang terletak di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Letak dan suasana SMPN 4 Maja cukup strategis yang cukup kondusif untuk melakukan proses belajar mengajar. Dari segi fisik, bangunan SMPN 4 Maja ini cukup baik. SMPN 4 Maja ini terdiri dari 23 ruangan, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 perpustakaan, 1 ruang OSIS, 1 mushola, 1 ruang UKS, 1 gudang, 1 dapur, 3 WC guru, 1 WC KepSek dan 10 WC peserta didik (perempuan dan laki-laki terpisah). Mengenai sarana dan prasarana yang dapat medukung mata pelajaran bahasa Inggris yang tersedia di SMPN 4 Maja ini tergolong lengkap. Ini adalah gambaran singkat tentang kondisi SMP Negeri 4 Maja.
Keadaan siswa SMP Negeri 4 Maja tahun pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:
No |
Kelas |
Tingkat |
Jumlah peserta |
Total |
Wali Kelas |
|
L |
P |
|||||
1. |
7A |
7 |
12 |
15 |
27 |
Arum Rumsih |
2. |
7B |
7 |
10 |
16 |
26 |
Dedeh Saidah |
3. |
7C |
7 |
11 |
15 |
26 |
Endang Suhendar |
4. |
7D |
7 |
11 |
15 |
26 |
Irah Kastirah |
Jumlah |
44 |
61 |
105 |
|
||
5. |
8A |
8 |
14 |
16 |
30 |
Neni Siti K. |
6. |
8B |
8 |
16 |
13 |
29 |
Nani Suryani |
7. |
8C |
8 |
14 |
16 |
30 |
Nanang Supriatna |
8. |
8D |
8 |
12 |
18 |
30 |
Rusnadi |
Jumlah |
56 |
63 |
119 |
|
||
9. |
9A |
9 |
12 |
13 |
25 |
Enok Yanti |
10. |
9B |
9 |
12 |
14 |
26 |
Lilah Amaliah |
11. |
9C |
9 |
12 |
14 |
26 |
Fenty Mustyka Aty |
12. |
9D |
9 |
12 |
14 |
26 |
Rena Rahayu |
Jumlah |
48 |
56 |
103 |
|
||
Total |
148 |
179 |
327 |
|
Tabel 3.1
Sumber: Data Peserta Didik di SMPN4 Maja Tahun ajaran 2019/2020
Dalam proses pembelajaran guru bertanya kepada peserta didik dengan pertanyaan-pertanyaan mudah, seperti “apa cita-cita kamu?”, “Keterampilan apa yang ingin kamu pelajari?”, “Di kota mana kamu ingin tinggal?” dan lain-lain. Penulis berusaha mengaitkan hal sederhana tersebut dengan kemampuan berbahasa Inggris. Namun sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, penulis sering menggunakan metode ceramah. Metode ceramah ini menjadi menyebab utama rendahnya minat belajar peserta didik.
Semua metode mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Hanya saja untuk pembelajaran teks deskripsi metode ini bukan solusi yang terbaik karena metode ceramah adalah penuturan secara lisan yang dilakukan oleh guru dan peranan peserta didik hanya mendengarkan secara teliti. Tentu hal ini dianggap tidak meningkatkan minat belajar. Terlebih Kurikulum 2013 menekankan bahwa peserta didik dapat lebih kreatif, inovatif, cepat tanggap dan juga melatih keberanian seorang siswa. Dibawah ini merupakan gambaran penulis ketika menjadi seorang guru Bahasa Inggris dengan menggunakan metode ceramah untuk pembelajaran teks deskripsi.
Tindak lanjut dari pembelajaran kolaboratif dengan metode CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) ini antara lain dengan cara berkelompok, memanfaarkan jaringan internet dan menggunakan aplikasi. Dalam pembelajaran penulis menggunakan juga mengarahkan peserta didik untuk menggunakan microsoft office word dan power point. Peserta didik juga dibimbing atau mencari referensi contoh teks atau teks bergambar di google agar peserta didik memahami makna yang terkandung dalam teks tersebut. Kebanyakan software dan hardware mempunyai petunjuk berbahasa Inggris. Sehingga peserta didik secara tidak langsung belajar bahasa Inggris dalam keseharian mereka.
Gambar 3.1
Kegiatan pembelajaran dikelas penulis dengan metode ceramah dikelas VII-D saat tatap muka terbatas.
Gambar 3.4
Materi teks deskripsi menggunakan power point saat Google meet
Gambar 3.5
Hasil kelompok 2, teks deskripsi menggunakan power point
Gambar 3.6
Hasil kelompok 3, teks deskripsi menggunakan power p
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
Setelah memperhatikan segala permasalahan yang terjadi serta kajian pustaka serta pembahasan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa:
Rekomendasi
Adapun saran yang bisa disampaikan adalah:
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya, Beni S. 2009. Teknik-Teknik Penilaian Kelas. Bogor: CV Regina.
Ambarjaya, Beni S. 2009. Model-Model Pembelajaran Kreatif. Bogor: CV Regina.
Endah, Takari R. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Genesindo.
Priyana, Joko dkk. 2008. Scaffolding English for Junior High School Students Grade IX.Jakarta : Pusat .
Susilohadi, Gunarso dkk. 2008. Bahasa Inggris SMP Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas Nasional.
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru danTenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta :BumiAksara.
Wardiman, Artono dkk. 2008. English in Focus for Grade IX Junior High School. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas Nasional.
Yamin, Martinis dan Maisah.2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Inggris, When English Rings the bell, SMP/Mts Kelas VII hal. 99 s.d 125
http://www.asikbelajar.com/2013/08/metode-demonstrasi.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar.html
http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=07140054
http://www.wikihow.com/Cook-Rice-in-a-Rice-Cooker. (2013)
http://sdnsatusindangjaya.blogspot.com/2013/05/lembar-pengesahan-best practice.html
LAMPIRAN
KUESIONER
Nama:
Kelas:
Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapatmu. Isian ini tidak ada sangkut pautnya dengan nilai Bahasa Indonesia kalian. Mohon diisi dengan jujur!
Apakah kamu menyukai materi yang teks deskripsi?
Apakah kamu mendapatkan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran?
Apakah guru memberi arahan sehingga kamu mengerti akan materi yang disampaikan?
Apa