0852-2423-3315
chuexaza15@gmail.com
Majalengka, Jawa Barat, INA
blog-img
05/10/2021

Mengenal Aglaonema dan Cara Pembiakannya

Acu Samsudin | Artikel Pertanian

Oleh : Sri Nurlianti

Guru Produktif ATPH

SMK N 1 MAJA

 

Nama Aglaonema berasal dari bahasa Yunani, yaitu Aglos yang berarti sinar dan Nema yang berarti benang. Dengan demikian, secara harfiah Aglaonema berarti benang yang bersinar. Fakta ini tampak dari salah satu spesies Aglaonema, yakni Aglaonema costatum, yang memiliki tulang daun berwarna putih cerah membelah kehijauan permukaan daun, sehingga tampak menyerupai benang yang bersinar.

Aglaonema (Aglaonema sp.) atau lebih dikenal dengan nama sri rejeki merupakan tanaman hias pot yang populer karena warna dan bentuk daunnya sangat bervariasi. Kemampuannya untuk hidup pada lingkungan dengan intensitas cahaya rendah menjadikan aglaonema sering digunakan sebagai tanaman hias dalam ruangan. Lebih dari 40 spesies aglaonema telah diidentifikasi dan hampir semuanya berasal dari daratan tropis Asia, termasuk Indonesia.

 

Akar 

Sebagaimana tanamna monokotil laiinya, agar aglaonema adalah akar serabut atau disebut juga wlid root (akar liar) kaena semua kaar tumbuh dari pangkal batang dan berbentuk serabut. Akar yang sehat berwarna putih dan tampak berisi (gemuk), sedangkan akar yang sakit berwarna cokelat.

 

Batang

Batang aglaonema termasuk batang basah (herbaceus), bersifat lunak dan berrair. Ukuran batang yang tersusun rapat satu sama lain sehingga merupakan sautu roset. Warna batang umunya putih, hijau muda, atau merah muda.

 

Daun

Bentuk daun aglaonema sangat bervariasi, berbentuk telur (ovatus), lonjong (oblongus), dan bahkan bentuk delta (deltoidesus). Permukaan daun licin dan tidak berbulu, serta daun tidak bergerigi. Bentuk ujung daun pun bervariasi, runcing (acutus), Meruncing (acuminatus), tumpul (abtusus), dan membulat (Rotundatus). Daun tersusun berseling-seling atau saling berhadapan dengan tangkai memeluk batang tanaman.

Warna daun aglaonema sangat bervariasi, baik motif maupun kombinasinya. Warna-warna hijau gelap, hijau muda, putih, merah, merah muda, hingga kuning saling berkombinasi membentuk corak yang sangat indah.

 

Bunga

Bunga aglaonema sangat sederhana, termasuk bunga majemuk tak terbatas, dan tergolong bunga tongkol (Spadix). Bunga berbentuk bulir, tumbuh di ketiak daun. Sebagaimana golongan Araceae laiinya, bunga aglaonema tertutup oleh seludang bunga (spatha) yang berfungsi untuk menarik serangga, serta merupakan perangkap bagi serangga yang mengunjungi bunga ini.

Pada tongkol, bunga betina di bagian bawah. di anatara kedua jenis bunga itu sering kali terdapat bunga-bunga yang mandul. Bunga berwarna putih dengan seludang kehijauan. Bunga jantan akan terlihat serbuk sarinya yang juga berwarna putih.

 

Jenis-jenis Aglaonema

Secara umum, saat ini dikenal dua macam aglaonema, yaitu aglaonema Spesies dan Aglaonema Hibrida.

Aglaonema Spesies

Aglaonema spesies berarti tanaman aglaonema yang telah ada di alam, bukan merupakan hasil persilangan manusia. Aglaonema spesies rata-rata berdaun hijau, kecuali Aglaonema rotundum yang daunya berwarna merah. Corak daunnya juga sederhana sehingga kurang menarik. Keunggulan aglaonema spesies ini adalah mempunyai daya tahan yang kuat terhadap lingkungan skstrem dan serangan hama penyakit.

Aglaonema Hibrida

Aglaonema hibrida adalah hasil persilangan dari dua macam aglaonema. Persilangan bertujuan untuk mendapatkan aglaonema yang lebih menarik, baik warna, benuj, maupun corak dauunya. Persilangan ini juga bertujuan untuk mendapatkan jenis aglaonema yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit dan kondisi lingkungan sehingga dapat disebarkan ke segala penjuru dunia.

Aglaonema hibrida dapat dibedakan menjadi aglaonema paten dan non paten. Aglaonema paten artinya sudah didaftarkan pada lembaga paten di Amerika Serikat sehingga setiap oran yang memperbanyak dan memperjualbelikan harus membayar royalti pada si penemu.

Aglaonema non paten adalah aglaonema yang tidak didaftarkan pada lembaga paten. Umunya aglaonema yang termasuk kelompok ini tidak diperbanyak secara besar-esaran sehingga harganya lebih mahal dibandingkan dengan aglaonema paten.

 

Memperbanyak Aglaonema

Perbanyakan Secara Generatif

Perbanyakan Secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji. Keunggulan metode ini antara lain dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah yang banyak, tidak  merusak tanaman induk, dan memungkinkan diperolehnya tanaman yang lebih bervariasi karena sifat tanaman keturunan bisa berbeda dengan induknya.

Langkah-langkah pembibitan melalui biji adalah sebagai berikut :

  • Siapkan media semai berupa campuran arang sekam dan pasir dengan perbandingan 1 : 1
  • Rendam media semai dalam larutan fungisisda, misalnya Dhitane M-45, dengan dosis-dosis sesuai yang tertera pada label. Rendam selama 24 jam
  • Siapkan biji yang akan disemai
  • Biji aglaonema yang sudah tua berwarna kecoklat-coklatan dengan kulit merah. Kupas kulit buahnya.
  • Rendam biji dalam larutan fungisida yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh selama 10 menit. Misalnya benlate dicapur atonik. Perendaman ini bertujuan untuk merangsang perkecambahan dan membunuh jamur yang dapat menyerang biji-biji tersebut.
  • Masukan biji-biji ke dalam pot berisi media semai, isi satu pot dengan 3-6 biji, tergantung besarnya pot digunakan.
  • Letakan semaian di tempat yang teduh. Biji-biji tersebut akan tumbuh menjadi tanaman-tanaman kecil setelah berumur 4-6 bulan.
  • Lakukan perawatan selama proses perkecambahan dengan cara menyirami dan menambhakan zat pengatur tumbuh akar misalnya liquinox vitamin B1

 

Perbanyakan secara Vegettaif

Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagan tanaman itu sendiri, antara lain dengan penyetekan, pemisahan anakan dan kultur jaringan.

Setek

Perbanyakan aglaonema dengan setek mata tunas tunggal batang terbelah dimulai dengan memilih tanaman yang memiliki batang yang panjangnya lebih dari enam ruas. Batang lalu dipotong setiap dua ruas dengan menggunakan pisau tajam yang steril. Setiap potongan batang mempunyai dua mata tunas yang letaknya hampir berlawanan. Potongan batang kemudian dibelah secara vertikal menjadi dua bagian yang sama sehingga tiap belahan batang mempunyai satu mata tunas tidur.

Belahan batang bermata tunas tunggal kemudian direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida selama 2-3 menit untuk mencegah berkembangnya penyakit selama masa induksi dan pengakaran tunas. Setelah ditiriskan selama beberapa menit, belahan batang kemudian diolesi hormon perangsang pertumbuhan akar (IBA) 50 ppm yang telah dibuat pasta. Setelah dikeringanginkan beberapa saat, potongan batang kemudian ditanam pada media yang telah disiapkan.

Arang sekam atau bahan lain yang serupa sifatnya dapat digunakan sebagai media untuk pengakaran. Media ditempatkan pada baki berpori atau pot setebal 5 cm. Sebelum dimasukkan ke dalam tempat pengakaran, media direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit selama pengakaran.

Potongan batang kemudian diletakkan secara horizontal pada media dengan mata tunas menghadap ke atas. Permukaan potongan batang lalu ditutup dengan media dan mata tunas diusahakan tetap berada di atas permukaan media. Potongan batang dalam media pengakaran dijaga kelembapannya dengan cara menutup tempat pengakaran dengan plastik lalu diletakkan pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari atau air hujan. Air diberikan dengan cara menyemprot halus permukaan media sebanyak 0,25-0,5 liter dengan frekuensi 2-3 hari sekali atau sesuai kelembapan media pengakaran.

 

Pemisahan Anakan

Aglaonema  berkembang  biak  dengan  anakan.  Tunas  anakan muncul  pada  batang  yang  terbenam  di  dalam  media.  Anakan  sangat  mudah  dikembangbiakan  dengan  cara  menanam  potongan  batang  yang  mengandung tunas vegetatif. Kelebihannya, penanaman bibit hasil  anakan  tidak  harus  memerlukan  persemaian.  Meski  demikian,  ada  hal  yang  harus  diperhatikan.  Anakan  sebaiknya  dipisahkan  dari  induk  bila  telah memiliki 3-5 daun, karena pada saat itu akar telah tumbuh cukup  banyak.  Penanaman  tanpa  akar  dapat  menyebabkan  kematian.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Budiarto, Kurniawan., dan Agus Muharam. Cara Mudah Memperbanyak Aglaonema Secara Vegetatif. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanmana Hias . cianjur. Sumber : http://203.190.37.42/publikasi/wr323104.pdf

 

Purwanto, Arie W. 2006. Aglaonema Pesona Kecantikan sang Ratu Daun. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

 

Puspasari, Anita Tri . 2010. BUDIDAYA TANAMAN HIAS AGLAONEMA DI DENI NURSERY AND GARDENING. Tugas Akhir. Fakuktas Pertanian. Universitas Sebelas Maret . Surakarta Sumber : https://eprints.uns.ac.id/264/1/162032608201012131.pdf

Bagikan Ke: